CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Friday, July 30, 2010

Portfolio | Past Project Update/Recap

Update on few past projects in random order:


PT Wijaya Karya: English language video documentation script on its road/bridge reconstruction project in partnership with USAID. The third task that fell to me and was done for the respective client.
Eden Hotel: English language copy for the 4 star hotel brochure.
PT Ecoplast Asia: English language copy for its internationally distributed brochure. The copy placed great emphasis on the company's commitment to health and safety.
PT Ecoplast Asia: English language copy for its internationally distributed brochure. The copy highlighted its latest breathrough in synthetic fiber manufacturing.
UW Development - Jagakarsa Residence (Lanea): English language copy for its product brochure. The copy promoted the green concept of its environmentally aware and sustainable homes.
PT Inti Fauzi Corpora - Both English and Indonesian language copies for its brochure and folder. The copies featured two of its function rooms that boast a genuine sense of staying on top of the industry.
Bank Internasional Indonesia: English language copy editing its campus hiring flyer.

The FA sample:

Wednesday, September 9, 2009

Day 10 | Portfolio - PT Ecoplast Asia

In late August 2009, I completed another project. I did website contents this time, presented for PT Ecoplast Asia. The contents are displayed on their website in links namely, About Us and Products (sub-links included). I also carried out an additional editing service for their FAQ section. 

Friday, June 19, 2009

Day 09 | Portfolio - PT WIKA

I'd like to share the latest copywriting project (English language contents) I did for PT Wijaya Karya. The catalog was purposely assembled to promote its Overseas Operation Department and overseas construction projects so far. This is only the mock-up before the final approval. The catalog will be distributed in Algeria and Dubai.

Monday, June 15, 2009

Day 08 | Portfolio - Penta Furnishings & Wood Processing




































Displayed on the top of this post is a brochure, in which I did the copywriting (Indonesian language contents).

Thursday, April 2, 2009

Day 07 | Approaching Event Buzz - Program Komunitas Salihara April 2009

Seni Rupa

Program Komunitas Salihara April 2009

SENIN, MARET 30 , 2009

Pameran Seni Rupa, Sastra, Diskusi, Tari, Festival Film, Musik dan Kuliah Umum

Memperingati Hari Perempuan Sedunia (International Women’s Day) 8 Maret dan Hari Kartini 21 April, Komunitas Salihara menyelenggarakan beberapa acara seputar perempuan. Diawali dengan pementasan teater-tari Gathik Glindhing oleh Kelompok Sahita di akhir Maret lalu. 

Rangkaian acara bertema Enam Pekan Perempuan ini dilanjutkan di bulan April ini dengan Pameran Seni Rupa 10 Perupa Perempuan sebagai acara pembuka. Pameran ini akan berlangsung dari tanggal 3 hingga 17 April 2009 di Galeri Salihara. Pameran ini menampilkan lukisan, patung, obyek, dan instalasi karya-karya sepuluh perupa perempuan: Ay Tjoe Christine, Ayu Arista Murti, Arahmaiani, Astari, Dolorosa Sinaga, Mella Jaarsma, Theresia Agustina, Titarubi, Wara Anindyah dan Yani Mariani, yang kurang lebih dalam kurun satu dekade ini karya-karyanya banyak diperbincangkan. 

Bersama pameran ini kami juga mengundang sejumlah penulis perempuan berlatar jurnalis, novelis, aktivis, esais, kurator, untuk menulis dari pelbagai sudut mengenai karya-karya yang dipamerkan, seperti: Alia Swastika, Avianti Armand, Ayu Utami, Farah Wardani, Isma Sawitri, Kurie Suditomo, Laksmi Pamuntjak, Linda Christanty dan Nukila Amal.

Dan anda kami undang untuk menghadiri pembukaannya yang akan digelar pada hari Jumat 3 April pukul 19:00 WIB di Galeri Salihara.

Di hari yang sama, pukul 20:00 WIB, (dan keesokan harinya, Sabtu 4 April 2009) kami mengadakan pentas 10 Perempuan-Sastrawan Baca Karya di Teater Salihara. Mereka adalah: Abidah El-Khalieqy, Ayu Utami, Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu, Helvy Tiana Rosa, Inggit Putria Marga, Linda Christanty, Nenden Lilis A., Nukila Amal, dan Oka Rusmini. Dengan kecenderungan dan pencapaian masing-masing, para sastrawan ini membuktikan bahwa karya mereka telah berbicara dengan fasih dan nafas yang panjang kepada khalayak pembaca sastra kita.

Pada hari Sabtu tanggal 4 April 2009 pukul 16:00 WIB di Serambi Salihara kami akan mengadakan diskusi “Mengkaji Serat Centhini”. Serat ini merupakan sebuah mahakarya sastra Jawa abad ke-19, Centhini dalam cetakan aslinya memiliki 4.200 halaman, 722 tembang, 2.000 bait dalam 12 jilid. Kitab ini memuat dongeng, kearifan lokal, sejarah, doktrin agama, erotisme, seksualitas, dan kesenian yang tersebar luas dan diyakini masyarakat pada waktu itu yang kemudian dikumpulkan oleh para sastrawan Keraton. Namun, karya agung ini lebih banyak dicurigai daripada dikaji, disebut buku cabul yang merekam praktik dan moral tak luhur. 

Tak banyak diketahui, seorang tokoh Masyumi dan cendekiawan muslim H. M. Rasjidi memperoleh gelar doktor dari Universitas Sorbonne Prancis dengan disertasinya tentang Centhini, Considerations Critique du Livre de Centhini (Pertimbangan Kritis tentang Centhini). Melalui H.M. Rasjidi-lah Elizabeth D. Inandiak mengenal Serat Centhini dan mempelajarinya selama bertahun-tahun. Inandiak kemudian menyadur Serat Centhini—menafsir, meringkas, dan menerbitkannya sebagai Centhini, Kekasih yang Tersembunyi yang ia sebut “Centhini abad ke-21”. Ikuti diskusinya dengan Elizabeth D. Inandiak—ahli sastra asal Prancis, penyusun buku Centhini, Kekasih yang Tersembunyi—yang akan mengulas Serat Centhini sebagai warisan karya sastra, dan Dra. Junanah, MIS, dosen bahasa Arab Fakultas Ilmu Agama Islam di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang akan mengulas relasi Islam dan Kejawen dalam Serat Centhini dengan moderator Nong Darol Mahmada.

Kegiatan seni lain yang tak kalah menariknya adalah produksi multimedia IMME. Berlangsung selama 11 hari (13-23 April 2009), produksi ini melibatkan seniman rupa, penulis, pemusik, dan pembuat film; beberapa di antaranya adalah: Marij Nielen, Nanette Danckaarts, Sylvia Volkert dan Laksmi Pamuntjak. 

Produksi ini bermula dari hasrat menghidupkan sesosok karakter yang bisa diidentifikasi oleh khalayak penonton seluas mungkin. IMME adalah “jiwa manusia” dari abad ke-21 dan bergerak di sebuah dunia antah-berantah yang tak dapat ditentukan. Pertanyaannya di sini adalah apakah para penonton dari negeri-negeri dan latar belakang budaya yang berbeda (Belanda, Indonesia, Irlandia, Polandia) akan memberi tanggapan serupa. Dengan sendirinya proyek ini adalah juga sebuah studi identifikasi-diri orang-orang dari latar belakang etnis yang berbeda-beda terhadap sebuah karakter imajiner di luar si penciptanya. Proyek IMME di Jakarta—sebagai bagian dari keseluruhan proyek yang berlangsung di sejumlah negara—terdiri dari lokakarya, kegiatan melukis dan berinteraksi dengan khalayak di ruang publik, serta pembuatan film dokumenter. Produksi ini ditutup dengan sebuah pertunjukan multimedia yang diselenggarakan pada hari Kamis 23 April 2009 pukul 20:00 WIB di Serambi Salihara.

Pada tanggal 14-15 April 2009 pukul 20:00 WIB di Teater Salihara, tampil dua nomor tari karya Andara “Anggie” Firman Moeis: “………” dan It’s Me. It’s Me (Inilah Aku), yang telah ditampilkan di beberapa festival tari, terinspirasi oleh kehidupan remaja perempuan di kota metropolitan, yang mengalami kesulitan dalam pertumbuhan menjadi perempuan dewasa. Di balik gaya hidup metropolitan, banyak masalah muncul, terutama dari keluarga, yang penyelesaiannya terpulang pada diri masing-masing. Sementara itu, “………” merupakan karya terbaru Anggie; menggambarkan kekosongan yang terjadi pada manusia modern di tengah kehidupan kota Jakarta yang heterogen, yang terilhami pengalaman pribadi sang koreografer, dan dikembangkan menjadi pengalaman universal.

Pementasan tari berikutnya adalah Three Sisters, yang dibawakan oleh Pappa Tarahumara Dance Company asal Jepang. Karya ini menggambarkan secara manis tiga perempuan bersaudara yang sedang bergulat dengan kebosanan dalam menghadapi lika-liku keperempuanan; identitas keperempuanan, kematangan pribadi, serta obsesi orang-orang Jepang terhadap budaya kaum muda. Tragedi komik eksentrik ini, yang dinarasikan melalui koreografi yang dinamis, merupakan sebuah karya yang berskala luas dan multidisiplin. Berlangsung pada tanggal 18-19 April 2009 pukul 20:00 WIB di Teater Salihara, pementasan ini merupakan sebuah kerjasama antara Yayasan Kelola dan Komunitas Salihara.

Program Enam Pekan Perempuan akan ditutup dengan sebuah acara besar: V Film Festival 2009. Festival film perempuan internasional ini berlangsung pada tanggal 21-26 April 2009, meliputi acara pemutaran film dari 10 negara, pameran komik dan konser musik, diskusi, kuliah umum serta lokakarya yang melibatkan nama-nama besar di dunia film perempuan seperti Nia Dinata. Festival ini merupakan sebuah kerjasama antara Kalyanashira Foundation, Jurnal Perempuan, Kartini Asia Network, dan Komunitas Salihara. 

Di samping Enam Pekan Perempuan, Komunitas Salihara juga menyelenggarakan dua program menarik lainnya. Acara pertama, konser jazz bersama “Pitoelas Big Band”. Merupakan salah satu grup jazz yang kuat, Pitoelas terdiri dari sejumlah pemusik profesional terbaik: pemain saksofon dan penggubah Donny Koeswinarno; pemain piano, penyusun aransemen dan penggubah, Irsa Destiwi; pemain klarinet/saksofon, Eugen Bounty; pemain trombone, Enggar Widodo; dan mereka yang sudah dikenal luas dalam komunitas musik jazz di Indonesia. Saksikan sendiri alunan dan ritme segar, cantik sekaligus keras dari Pitoelas, pada tanggal 9 April 2009 pukul 20:00 WIB di Teater Salihara.

Acara kedua adalah kuliah umum “Politik Mikro, Pembangkangan Warga, Perubahan”, pada tanggal 22 April 2009 pukul 19:00 WIB di Serambi Salihara. Bagaimana politik mikro menjadi alternatif bagi politik kepartaian yang kini membawa disilusi publik? Bagaimana pula “pembangkangan warga” bisa menjadi unsur yang konstruktif dalam proses perubahan sosial-politik secara kualitatif? Bagaimana kaitan antara perubahan pada tingkat lokal dengan situasi global saat ini? Ikuti paparan Alan Fowler (pengajar di Institute for Social Studies, Den Haag, Belanda), penggagas ide Civic-Driven Change (Perubahan Oleh Warga) yang menawarkan perspektif alternatif tentang perubahan sosial-politik. Kuliah umum yang akan disampaikan dalam bahasa Inggris ini adalah sebuah kerjasama antara Komunitas Salihara dan Hivos.

Oleh karena itu, jangan lewatkan program-program menarik Komunitas Salihara pada bulan April 2009 ini. Untuk informasi lebih lengkap anda bisa kunjungi website kami: www.salihara.org. Atau, bisa langsung hubungi Asty 0817-999-5057, Laly 0812-8008-9008, atau Nike 0818-0730-4036 untuk pemesanan tiket.

Komunitas Salihara

Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520.

Tempat parkir terbatas

Tuesday, March 31, 2009

Day 06 | Toodles, Mr Milky Way

Maybe I could have loved you better. Maybe you should have loved me more. Maybe our hearts were just next in line. Maybe everything breaks sometime. I'm so sorry this love made me hollow and left you empty. Jewel

Sunday, March 29, 2009

Day 05 | One Face and the Other

God has given you one face,

and you make yourself another. - William Shakespeare

Banyak manusia yang lupa untuk bersikap jujur dengan kesederhanaan dan kekurangan yang menempel di badannya dan kesehariannya, salah satunya adalah saya. Selalu berpikir dirinya lebih sempurna dari orang yang dia pikir tidak lebih sempurna dari dirinya. Tidak sedikit pun dia menyadari bahwa kadang kala tindakannya juga meninggalkan kesan kurang pantas di benak orang yang dia pikir tidak lebih sempurna dari dirinya. Lupa bahwa dirinya juga memberlakukan standar ganda untuk banyak hal. 

Kita terkadang malah terlalu berkerja keras untuk membuktikan sesuatu hal yang tidak perlu selalu diungkapkan dengan tumpukan kata-kata intelek yang mungkin hanya akan membikin penat, dan membuang waktu percuma. Tunjukkanlah dengan sikap, tanpa segudang kata-kata. Banyak orang saya yakin memiliki kemampuan untuk menilai isi diri kita sesungguhnya dan menilai bahwa yang terlihat adalah sebuah skenario fiktif akan sebuah sosok yang semu.

Berlakukanlah sikap sederhana dan rendah hati (bukan rendah diri) ketika kita menyikapi setiap kelebihan dan ketika kita meraih keberhasilan. Praktekkanlah kejujuran, ungkapkan rasa keberatan dan kekecewaan kepada mereka yang terkait dengan cara yang beradab, atau terimalah saja dengan ikhlas. Tetapi, jangan menyebarkan konsep diri seputar rasa keberatan dan kekecewaan kita, dan menyumbang kepada berkembangnya sikap penuh kebencian. Terlintas sejenak di kepala, binatang pun mungkin dapat menyortir manusia mana yang memilki sikap seperti ini dan mana yang tidak.

Sebelumnya mohon maaf seandainya saya menyinggung siapapun yang membaca tulisan ini. Saya hanya sedang melakukan evaluasi diri.

Cita-cita saya yang akan saya terus upayakan hingga waktu saya berpulang tiba:

Jangan buat perilaku - menyebarkan ketidaksempurnaan manusia lainnya - menjadi salah satu ketidaksempurnaan kita. 

Selalu ingat bahwa banyak sisi dari suatu cerita.

Lebih banyaklah mendengar, daripada berbicara.

Jauhkan sikap menggurui. 

Hiduplah selalu dengan sikap sederhana.

To be continued - maybe.